Nilai-nilai yang tertanam sebagai guru penggerak tentunya sangat berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang nantinya akan kita ambil dalam suatu pengambilan keputusan khususnya yang terkait dengan dilema etika. Ada lima nilai yang tentunya harus dipahami dan dikaitkan dengan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid. Sebagai pemimpin pembelajaran, terkadang kita harus cepat dalam memutuskan sesuatu, untuk itu diperlukan nilai mandiri yang tentunya telah melalui banyak pertimbangan. Selanjutnya, dalam pengambilan keputusan, seorang pemimpin pembelajaran tentunya harus selalu merefleksikan segala sesuatu agar langkah yang diambil tepat dan dapat meminimalisir segala resiko walaupun tidak dapat memenuhi semua keinginan dari pemangku kepentingan. Dalam pengambilan keputusan, seorang pemimpin pembelajaran juga sangat perlu berkolaborasi dengan rekan sejawat, atasan, ataupun orang lain yang dapat memberikan sumbangan saran yang membangun dan positif dalam merumuskan pengambilan keputusan. Selain empat nilai yang sudah dijabarkan sebelumnya, seorang pemimpin pembelajaran juga harus terampil dalam menentukan keputusan yang out of the box atau inovatif dan tidak biasa-biasa saja yang dapat merubah cara pandang orang lain. Yang terakhir dan tak kalah pentingnya dengan nilai-nilai yang lain adalah segala pengambilan keputusan tentunya harus selalu berpihak pada anak karena anak adalah pusat perhatian kita sebagai seorang pendidik.
Salah satu keterampilan yang akan sangat membantu dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran khususnya ketika ingin membantu rekan sejawat/murid/orang lain dalam menyelesaikan permasalahan mereka atau membantu menemukan solusi atas dilema yang sedang mereka hadapi adalah keterampilan coaching. Prinsip coaching mengutamakan pengembangan diri orang lain untuk menemukan solusi terbaik bagi mereka yang dapat mereka temukan sendiri dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan reflektif yang dapat menggali segala permasalahan atau potensi yang mereka miliki.
Sebagai seorang pendidik, kita seringkali dihadapkan pada masalah-masalah yang terkait dengan moral atau etika yang membuat kita sulit untuk memilih dan memilah antara beberapa keputusan yang mungkin muncul dan semuanya terasa benar. Lima nilai-nilai yang telah dipaparkan sebelumnya yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid yang seharusnya dianut oleh seorang pendidik akan sangat berpengaruh dan membantu ketika kita sebagai seorang pendidik dihadapkan pada kasus-kasus yang berkaitan dengan moral ataupun etika.
Setiap keputusan yang diambil tentunya akan memberikan dampak pada berbagai aspek maupun setiap stakeholder yang berkaitan langsung dengan keputusan tersebut. Dengan menerapkan empat paradigma, tiga prinsip, dan sembilan langkah pengujian dan pengambilan keputusan diharapkan segala keputusan yang telah dirumuskan dengan mempertimbangkan berbagai aspek dapat menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Dalam menerapkan empat paradigma, tiga prinsip, serta sembilan langkah pengujian dan pengambilan keputusan tentunya akan berbenturan dengan kendala-kendala yang terdapat di lingkungan sekolah khususnya mindset dan juga keterbukaan dari para stakeholder. Hal ini tentunya akan menjadi batu sandungan besar yang dapat menghalangi dan menghambat dalam proses pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.
Pada akhirnya, pengambilan keputusan yang diambil diharapkan dapat berpengaruh dalam memerdekakan murid-murid khususnya dalam pengajaran. Hal ini berkaitan dengan tiga prinsip pengambilan keputusan yaitu end-based thinking, rule-based thinking, dan care-based thinking. Ketiga prinsip ini akan menjadi pertimbangan dalam setiap pengambilan keputusan dalam usaha memerdekakan murid-murid. Aspek lain yang tentunya juga harus dipertimbangkan adalah empat paradigma serta nilai-nilai apa saja yang terkait dalam setiap pengambilan keputusan.
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, seorang pendidik tentunya dapat mengambil keputusan yang dapat memperngaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya. Hal ini dapat dilakukan dengan mempertimbangkan salah satu paradigma pengambilan keputusan yaitu paradigma jangka pendek vs jangka panjang. Proses pengambilan keputusan yang nantinya akan diformulasikan seharusnya dapat mempertimbangkan akibat atau resiko jangka panjang yang akan muncul yang nantinya akan mempengaruhi kehidupan murid dan kesuksesan mereka kelak.
Sebagai penutup, keterampilan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran tentunya memerlukan keterampilan dan pengetahuan lain yang akan mendukung proses pengambilan keputusan tersebut seperti pemahaman akan pendidikan yang berpihak pada anak yang diusung oleh Ki Hajar Dewantara, nilai dan peran guru penggerak, budaya positif di sekolah, Pendekatan Inkuiri Apresiatif BAGJA, teknik coaching, serta pengetahuan dan keterampilan lain yang dapat saling mengisi satu sama lain sehingga terwujudnya pengambilan keputusan yang berpihak pada anak.











