Sabtu, 26 Desember 2020

Sosialisasi Manfaat Kesepakatan kelas kepada Rekan Sejawat (Aksi Nyata Modul 1.4 – Resky Januarty)

 

A.     Latar Belakang

Lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan bermakna merupakan impian setiap murid, guru, dan seluruh warga sekolah. Untuk mewujudkan lingkungan sekolah yang diimpikan setiap warga sekolah khususnya murid diperlukan kerjasama yang baik, mulai dari teladan dari orang dewasa, serta pembiasaan dan aturan yang konsisten. Lingkungan sekolah impian tersebut dapat diwujudkan dengan menciptakan budaya positif di sekolah.

Budaya positif sangat penting untuk diwujudkan, dikembangkan serta dipertahankan di sekolah, rumah, ataupun lingkungan lain. Hal ini dapat membangun karakter manusia sebagai pribadi dan juga warga negara yang baik. Penerapan budaya positif juga dapat menjauhkan generasi muda dari perilaku negatif seperti berkata kotor, berbohong, perkelahian, perundungan (bullying), dan perilaku negatif lainnya.

Perwujudan budaya positif dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti posisi kontrol guru sebagai manager, disiplin positif untuk menumbuhkan motivasi intrinsik siswa dalam menyadari kesalahan dan menemukan sendiri solusi atas permasalahan yang mereka hadapi, serta kesepakatan kelas yang dibuat bersama untuk dapat dipatuhi dan menjadi acuan dalam mewujudkan kelas yang diimpikan.

Salah satu hal yang paling sederhana yang dapat dilakukan dalam mewujudkan budaya posiif di sekolah adalah membuat kesepakatan kelas. Sebagai calon guru penggerak, manfaat dari kesepekatan kelas seharusnya tidak disimpan sendiri dan tidak hanya diterapkan di kelas sendiri, maka dari itu penting untuk dilakukan sosialisasi kepada atasan dan juga rekan sejawat  tentang bagaimana cara pembuatan kelas hingga manfaat yang akan diperoleh setelah membuat kesepakatan tersebut.

B.     Deskripsi Aksi Nyata

1.     Tahapan awal aksi nyata dimulai dengan menyampaikan tentang kesepakatan kelas yang telah dilakukan di beberapa kelas kepada atasan beserta manfaat yang telah dan akan didapatkan setelah membuat kesepakatan kelas.

2.     Langkah selanjutnya adalah menyampaikan tentang kesepakatan kelas serta manfaatnya kepada beberapa rekan sejawat. Dalam langkah ini, sekaligus dideskripsikan langkah-langkah dalam membuat kesepakatan kelas dan siapa saja yang harus terlibat dalam pembuatan kesepakatan tersebut.

3.   Langkah terakhir adalah memperlihatkan hasil kesepakatan kelas kepada wali kelas/rekan sejawat yang telah ditempel pada dinding kelas sekaligus mengajak mereka untuk ikut serta membuat kesepakatan di kelas masing-masing dalam rangka mewujudkan budaya positif.

C.     Hasil Aksi Nyata

Ada beberapa hasil yang tampak setelah melakukan aksi nyata:

1.   Atasan tampak antusias dalam mendengarkan tentang penyampaian budaya positif di sekolah khususnya tentang pembuatan kesepakatan kelas yang melibatkan siswa dalam mewujudkan kelas impian mereka

2.      Rekan sejawat menyatakan mendapatkan wawasan baru tentang pembuatan kesepakatan kelas. Hal ini merupakan inovasi bagi mereka karena aturan biasanya hanya dibuat sepihak oleh guru tanpa mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan murid. Kesepakatan kelas merupakan angin segar bagi guru dan murid untuk dapat mewujudkan budaya positif di sekolah.

3.      Terwujudnya kolaborasi antara calon guru penggerak, rekan sejawat dan juga atasan.

D.     Pembelajaran yang didapatkan

1.      Keberhasilan

Dalam aksi nyata ini, keberhasilan yang berhasil dicapai adalah terjalinnya kolaborasi antara calon guru penggerak, rekan sejawat dan juga atasan. Selain itu, atasan dan rekan sejawat juga mendapatkan wawasan baru mengenai perwujudan budaya positif di sekolah khususnya pembuatan kesepakatan kelas yang melibatkan guru dan seluruh murid dalam menciptakan kelas impian yang berpihak pada murid.

2.      Kegagalan

Selain keberhasilan, terdapat juga beberapa kegagalan dalam aksi nyata ini yaitu tidak semua rekan sejawat dapat dijangkau dalam penyampaian manfaat kesepakatan kelas karena waktu pelaksanaan di penghujung semester. Selain itu, pembuatan kesepakatan kelas oleh rekan sejawat juga belum bisa dilaksanakan karena waktu yang tidak memungkinkan.

E.     Rencana Perbaikan

Untuk pelaksanaan sosialisasi selanjutnya, perlu diagendakan dengan baik tentang pemilihan waktu yang tepat agar semua pihak dapat terlibat dan merasakan manfaat dari kegiatan tersebut.

F.     Dokumentasi


Penyampaian tentang kesepakatan kelas dan memperlihatkannya langsung kepada rekan sejawat

Penyampaian tentang kesepakatan kelas dan memperlihatkannya langsung kepada rekan sejawat

Penyampaian tentang kesepakatan kelas dan manfaatnya kepada atasan

Penyampaian kesepakaan kelas kepada rekan sejawat





Sabtu, 19 Desember 2020

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM MENYEPAKATI TUGAS ALTERNATIF UNTUK MELENGKAPI TUGAS-TUGAS SELAMA PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) - Aksi Nyata Modul 1.3

A.       LATAR BELAKANG

Ada banyak kendala yang dihadapi oleh dunia pendidikan selama masa pandemi covid-19, termasuk guru, murid dan orangtua murid. Sekolah dan juga pihak sekolah mulai mengubah strategi pembelajaran yang awalnya adalah tatap muka menjadi pembelajaran non-tatap muka atau ada yang menyebut pembelajaran online dan juga Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Pemerintah juga menyediakan berbagai aplikasi pembelajaran yang dapat diakses dan digunakan oleh guru dan siswa.

Pembelajaran Jarak Jauh dengan menggunakan metode daring mendatangkan keresahan tersendiri baik bagi guru, murid, ataupun orangtua murid. Keterbatasan fasilitas tidak jarang membuat murid ketinggalan materi pembelajaran dan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Menurut hasil observasi pribadi, kurang dari 50% murid aktif dalam pembelajaran daring. Hal tersebut paling banyak disebabkan oleh kurangnya motivasi murid, kendala koneksi internetdan juga fasilitas yang kurang mendukung. Akibat kendala-kendala tersebut,, tugas-tugas murid yang merupakan portfolio dan pertimbangan dalam pemberian nilai di akhir semester pun menjadi sulitbagi murid untuk dikumpulkan

Untuk menyiasati tertinggalnya beberapa murid dalam pembelajaran non tatap muka dan menutupi portfolio tugas semester ganjil ini,  perlu dibangun komitmen bersama untuk menyepakati tugas alternatif pengganti tugas-tugas yang tertinggal. Tugas alternatif ini diharapkan dapat sedikit menutupi tugas-tugas yang tertinggal selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan yang terpenting adalah tanggung jawab dan kesadaran siswa dapat terbangun. Siswa dapat bebas memilih tugas alternatif yang mampu mereka kerjakan seperti membuat review materi dalam bentuk tulisan ataupun lisan, bisa juga berupa pemaparan pengalaman mereka selama PJJ, membuat gambar tentang apa yang mereka rasakan selama PJJ, dan bentuk lain yang nantinya disepakati dan sesuai dengan kemampuan dan minat mereka sehingga siswa merasa tidak terbebani dan dapat mencapai visi murid merdeka. Selain itu, pemberian tugas alternatif ini juga diharapkan mampu membangun kembali motivasi murid,  memberikan pengalaman pembelajaran bermakna bagi mereka, serta melatih murid menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab dan konsisten.

B.        DESKRIPSI KEGIATAN AKSI NYATA

Pada aksi nyata kali ini, diterapkan pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA) dengan tahapan BAGJA untuk dapat mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh murid sehingga mereka tidak aktif dalam mengikuti pembelajaran daring sampai kepada tindakan yang akan dilakukan untuk dapat kembali memotivasi murid agar kembali bersemangat dan dapat mengumpulkan tugas alternatif sebagai portfolio di semester ganjil ini. 

1.      B-uat Pertanyaan

Mengidentifikasi kesulitan murid selama Pembelajaran Jarak jauh (PJJ) dan hal apa saja yang menjadi potensi atau kekuatan mereka termasuk minat dan hal yang mereka senangi yang dapat dikaitkan dengan pengumpulan tugas sebagai bahan portfolio

2.      A-mbil Pelajaran

Merumukan hasil wawancara siswa tentang kendala atau kesulitan yang mereka hadapi selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan aspek-aspek yang akan dipertimbangkan dalam merumuskan tugas alternatif bagi mereka.

3.      G-ali mimpi

Menjabarkan harapan siswa terkait pembelajaran daring yang mereka inginkan serta tugas alternatif yang dapat mereka kerjakan untuk memenuhi portfolio semester ini.

4.      J-abarkan Rencana

Membuat komitmen bersama dengan  siswa tentang tugas alternatif yang mereka sepakati serta jangka waktu pengerjaan dan pengumpulan serta teknik pengumpulan tugas alternatif tersebut.

5.      A-tur Eksekusi

Menyampaikan hasil diskusi dan kesepakatan bersama kepada seluruh siswa dan juga orangtua siswa.

C.       HASIL AKSI NYATA

Dari empat kelas yang diampu, kebanyakan siswa memilih tugas alternatif berupa menyimpulkan materi pembelajaran pada semester ganjil ini dalam bentuk tulisan yang nantinya akan difoto dan dikirimkan melalui akun pribadi whatsapp guru yang bersangkutan. Ada pula siswa yang memilih untuk mengantarkannya langsung ke sekolah akibat kendala fasilitas. Mengenai batas waktu pengumpulan tugas, siswa bersepakat untuk mengerjakan dan mengumpulkannya paling lambat satu pekan sejak komitmen bersama itu disepakati. Setelah menelusuri lebih mendalam mengapa siswa kebanyakan memilih untuk membuat rumusan kesimpulan materi dikarenakan siswa ingin sekaligus belajar dan mendalami materi. Selain itu, guru juga masih memberikan kebebasan dan pilihan-pilihan lain kepada siswa untuk memenuhi tugas alternatif yang sesuai dengan bakat dan minat mereka.

D.       PEMBELAJARAN YANG DIDAPATKAN

1.      Keberhasilan

Dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk merumuskan bersama tugas alternatif yang disepakati untuk memenuhi tugas-tugas mereka yang tertinggal dapat membangun tanggung jawab dan juga partisipasi aktif mereka dalam mengemukakan pendapat. Selain itu, hal ini juga sekaligus dapat mengidentifikasi kendala yang dirasakan oleh murid dan orangtua selama Pembelajaran Jarak Jauh.

2.      Kegagalan

Dari hasil aksi nyata yang dilakukan, terdapat beberapa kegagalan yang muncul. Yang pertama adalah siswa belum sepenuhnya terlibat aktif dalam memberikan pendapat, selain itu siswa hanya cenderung memilih tugas alternatif yang monoton. Yang kedua, tidak semua siswa mengumpulkan tugas alternatif yang telah disepakati.

E.       RENCANA PERBAIKAN

Pada pelaksanaan selanjutnya, guru akan memberikan wawasan awal terlebih dahulu kepada siswa tentang alternatif tugas yang dapat mereka kerjakan seperti menggambar, bercerita berupa monolog ataupun bentuk lain  yang dapat menambah pengalaman belajar bermakna mereka sehingga dapat memperkaya dan menambah wawasan murid.

F.       DOKUMENTASI


Mendengarkan keluh kesah siswa tentang hambatan selama PJJ

Menyepakati tugas alternatif yang akan dikumpulkan

Mewawancarai beberapa siswa tentang permasalahan yang dihadapi
dan tugas alternatif yang mampu dikerjakan

Rabu, 02 Desember 2020

REFLEKSI SEBAGAI BAHAN EVALUASI DAN PERBAIKAN DIRI (Aksi Nyata Modul 1.2)

 

           ALATAR BELAKANG

Refleksi merujuk pada upaya berpikir secara mendalam atas apa yang telah dilakukan. Dalam hal ini, guru memikirkan ulang tentang semua hal yang telah terjadi baik dalam proses pembelajaran ataupun interaksi yang terjadi dengan warga sekolah dalam bentuk-bentuk kegiatan intrakurikuler ataupun ekstrakurikuler.

Sebagai tenaga profesional, guru selayaknya selalu melakukan evaluasi ataupun perbaikan atas tugas- tugas yang dilakukan sehari-hari agar dapat lebih mengenali diri baik dari segi kompetensi ataupun kepribadian. Salah satu hal yang dapat dilakukan dalam melakukan evaluasi atau perbaikan diri adalah refleksi. Refleksi dapat dilakukan oleh diri sang guru itu sendiri ataupun oleh rekan sejawat. Refleksi dari diri sendiri cenderung subjektif maka perlu ditambahkan refleksi dari rekan sejawat ataupun siswa. Refleksi dapat dilakukan dengan menuliskan jurnal harian ataupun dalam bentuk kuesioner.

Sebagai seorang calon guru penggerak ada beberapa kompetensi yang harus dimilki diantaranya adalah mengembangkan diri dan orang lain, memimpin pembelajaran, memimpin pengembangan sekolah dan memimpin manajemen sekolah. Diantara kompetensi-kompetensi tersebut ada beberapa kompetensi yang sudah dimiliki dan selebihnya perlu ditingkatkan dari hasil refleksi diri. Untuk mendukung hasil refleksi diri, diperlukan refleksi dari rekan sejawat untuk dapat melakukan peningkatan kompetensi kedepannya sehingga mewujudkan pendidikan yang berpihak pada murid.

B.       DESKRIPSI KEGIATAN AKSI NYATA

1.      Perencanaan

Pada tahap awal, Calon guru penggerak memulai dengan membuat kuesioner untuk melakukan refleksi diri dan refleksi dari rekan sejawat. Kuesioner yang diambil adalah kuesioner yang dimodifikasi dari kuesioner daftar kompetensi guru penggerak yang diberikan oleh pendamping untuk mengevaluasi diri atas kompetensi yang telah dimiliki yang didalamnya terdapat komponen mengembangkan diri dan orang lain, memimpin pembelajaran, dan memimpin manajemen sekolah.

2.      Tindakan

Sebelum memberikan kuesioner daftar kompetensi guru penggerak kepada rekan sejawat, calon guru penggerak terlebih dahulu mengisi kuesioner tersebut dengan mengingat kembali hal-hal yang telah dilakukan terkait dengan kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh seorang guru penggerak. Setelah itu, kuesioner diberikan kepada tiga orang rekan sejawat untuk mengetahui pandangan mereka tentang kompetensi yang dimiliki calon guru penggerak selama ini. Sesekali, Calon guru penggerak dan rekan sejawat berdiskusi ringan tentang maksud dari isi kuesioner tersebut untuk memudahkan pengisian.

3.      Analisis data

Setelah melakukan pengumpulan data atas kuesioner yang telah diisi baik refleksi diri calon guru penggerak maupun refleksi dari tiga orang rekan sejawat, selanjutnya dilakukan analisis data deskriptif untuk membandingkan dan merumuskan hasil data kuesioner yang nantinya akan menjadi bahan untuk perbaikan kompetensi yang sudah atau belum dimiliki oleh calon guru penggerak.

C.       HASIL AKSI NYATA

Setelah melakukan seluruh tahapan aksi nyata mulai dari perencanaan, tindakan sampai kepada analisis hasil kuesioner refleksi diri dan refleksi dari rekan sejawat, dapat disimpulkan beberapa komponen yang sudah dimiliki, masih perlu ditingkatkan dan belum dimiliki.

A.      kOMPETENSI MENGEMBANGKAN DIRI DAN ORANG LAIN

Belum dilakukan

Mulai dilakukan

Sering dilakukan

Konsisten dilakukan

 

 

 

Menunjukkan praktik pengembangan diri yang didasari kesadaran dan kemauan pribadi (self-regulated learning)

 

 

Mengembangkan kompetensi warga sekolah untuk meningkatkan kualitas murid (facilitating, coaching, mentoring)

 

 

 

 

Berpartisipasi aktif dalam organisasi profesi kepemimpinan sekolah dan komunitas lain untuk pengembangan karir.

 

 

 

Menunjukkan kematangan moral, emosi, dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik

B.      kompetensi memimpin pembelajaran

 

 

Memimpin upaya membangun lingkungan belajar yang berpusat pada murid

 

 

Memimpin perencanaan dan pelaksanaan proses belajar yang berpusat pada murid

 

 

 

Memimpin refleksi dan perbaikan kualitas proses belajar yang berpusat pada murid

 

 

 

 

Melibatkan orangtua sebagai pendamping dan sumber bealajar di sekolah

 

C.      kompetensi memimpin manajemen sekolah

Memimpin upaya mewujudkan visi sekolah menjadi budaya belajar yang berpihak pada murid

 

 

 

 

 

 

 

Memimpin dan mengelola program sekolah yang berdampak pada murid

 

 

Dari hasil analisis data didapatkan bahwa calon guru penggerak telah konsisten dalam mengembangkan diri dan orang lain, ini menandakan bahwa calon guru penggerak telah memiliki kompetensi tersebut. Untuk kompetensi memimpin pembelajaran, calon guru penggerak telah mulai dan sering melakukan beberapa indikator kompetensi namun masih perlu ditingkatkan. Hal yang masih belum dimiliki dan perlu ditingkatkan oleh calon guru penggerak adalah kompetensi memimpin manajemen sekolah.

D.       PEMBELAJARAN YANG DIDAPATKAN

1.      Keberhasilan

Dari hasil refleksi yang dilakukan calon guru penggerak baik dari dirinya sendiri maupun oleh rekan sejawat didapatkan beberapa fakta tentang kompetensi yang sudah dimiliki, masih perlu ditingkatkan dan belum dimiliki. Hal ini akan menjadi bahan evaluasi dan pelajaran untuk lebih mengembangkan kompetensi dalam mewujudkan nilai dan peran guru penggerak yang diharapkan yang dapat mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan berpihak pada murid. Dari hasil refleksi ini pula, kolaborasi dan komunikasi yang lebih efektif akan dibangun dengan seluruh warga sekolah dalam kaitannya dengan peningkatan kompetensi diri dan juga orang lain.

2.      Kegagalan

Pada proses pengumpulan data, dari hasil observasi yang dilakukan terlihat bahwa responden dalam hal ini rekan sejawat masih cenderung ingin memberikan penilaian positif ataupun penilaian tertinggi dari apa yang disajikan pada kuesioner dan tidak berdasarkan apa yang telah terjadi atau fakta yang ada di lapangan.

E.       RENCANA PERBAIKAN

Untuk refleksi selanjutnya, guru akan melakukan evaluasi dengan cara meminta pendapat dan tanggapan melalui wawancara langsung dengan rekan sejawat dan juga siswa untuk menambah jumlah responden disertai dengan jurnal hasil penilaian diri atas kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh seorang guru penggerak. Hal ini bertujuan agar data yang didapatkan lebih valid dan mendapatkan hasil yang optimal.

F.      
DOKUMENTASI

Penjelasan instruksi kuesioner kepada rekan sejawat


Pengisisan kuesioner oleh rekan sejawat

Hasil isian kuesioner oleh rekan sejawat

Pengisian kuesioner oleh rekan sejawat


Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran (Koneksi antar Materi Modul 3.1)

Pratap Triloka adalah sebuah konsep pendidikan yang digagas oleh Suwardi Suryaningrat (alias Ki Hadjar Dewantara) selaku pendiri organisasi ...